![]() |
Merdeka Dalam Bercanda |
Meski pada 17 Agustus 1945 Indonesia merdeka, tidak serta merta semua
orang bebas berbuat semaunya. Masih ada tekanan-tekanan yang membuat
orang tidak bisa sepenuhnya bebas.
Kini, satu bentuk protes baru telah lahir. Protes-protes sosial yang diucapkan dan diteriakkan dengan lantang, berani, dan…. jenaka.
Kini, satu bentuk protes baru telah lahir. Protes-protes sosial yang diucapkan dan diteriakkan dengan lantang, berani, dan…. jenaka.
Dibalut riuh tawa, protes-protes tersebut keluar dari mulut rakyat Indonesia disejumlah titik di Indonesia. Protes-protes itu bernama STAND-UP COMEDY. Format komedi yang kini membebaskan individu-individu untuk berbagi tentang keresahan keresahannya.
Komedi sering kali jadi obat untuk luka sosial yang disebabkan oleh ketidak adilan. Komedi justru adalah kendaraan kita untuk memasuki area area yang selama ini kita takuti, lalu bisa tertawa di situ. Komedi sesungguhnya adalah pembawa kebenaran. Kebenaran yang menyakitkan. Kebenaran yang perlu untuk diangkat ke permukaan. Kebenaran yang begitu pahit sehingga tanpa sadar selalu kita hindari. Padahal luka itu harus diobati.
Tertawa, adalah obat yang bangsa Indonesia butuhkan, setidaknya
menurut saya buku ini merupakan catatan perjuangan Pandji bersama
sahabat sahabat se-Indonesia dalam membangkitkan Stand-Up Comedy di
Indonesia. Mari sama-sama membaca sejarah senjata ampuh untuk
melemparkan kritik di Indonesia ini. Dan semoga, Indonesia bisa merdeka
dalam bercanda.
Pengarang : Pandji Pragiwaksono
Penerbit : -
ISBN : -
Hal : -
Pengarang : Pandji Pragiwaksono
Penerbit : -
ISBN : -
Hal : -
sumber :
http://goobookstore.com